MINAHASA, SULUT POST – Seorang oknum pelajar berinisial FM (16) alias Fander warga desa Kasuratan Kecamatan Remboken dilaporkan ke Polsek Remboken setelah diduga melakukan penganiayaan dengan menggunakan senjata tajam (Sajam) badik terhadap korban bernama Brian Mamahit (18) seorang warga desa Teep Warisa kecamatan Talawaan Minahasa Utara, Minggu sekira pukul 22.30 wita.
Kepada Sulut Post, Iptu Robin Langi Kasubbag Humas Polres Minahasa mengatakan bahwa terlapor hingga kini masih diburu oleh pihak Reskrim Polsek Remboken.
“Sampai pagi hari Senin ini terlapor masih diburu oleh tim reskrim Polsek. Itu laporan terakhir yang diterima pihak kami. Jika ada perkembangan terbaru terhadap kasus ini akan segera kami informasikan kepada media,” jelas Langi.
Sesuai dengan laporan yang diterima humas Polres Minahasa, kata Kassubag, peristiwa dugaan penganiayaan yang menggunakan sajam tersebut peristiwanya terjadi di jalan umum Desa Kasuratan.
Saat itu, sesuai yang dilaporkan Polsek awalnya, korban malam saat kejadian itu sedang berada di rumah teman lelaki nya bernama Cany Tiwow, karena sudah larut malam korban pamitan pulang kerumah tantenya.
Korbanpun langsung diantar Cany Tiwow menuju rumah tantenya.
Dalam perjalanan, korban dan Cany Tiwow bertemu terlapor yang berjalan bersama temannya bernama Calvin Mantak.
Sesuai laporan ujar Langi, posisi terlapor saat itu sudah dalam keadaan memegang pisau badik ditangan kanannya.
Sebelum sajam kena di wajah korban, saat itu kejadian diawali dengan adu mulut antara korban dengan terlapor.
Terlapor yang standby dengan badiknya tiba-tiba saja mengayunkan senjata tajam yg dipegangnya dan diarahkan berkali-kali kearah korban, akhirnya serangan FM tersebut mengenai bagian alis mata kiri korban, sehingga korbanpun terjatuh ke jalan dengan luka robek di alis kiri dengan mata kiri yang membengkak. Mengalami luka, akhirnya korban kini tengah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Umum Sam Ratulangi Tondano.
Kapolsek Remboken Iptu Charles Lumanauw yang dihubungi media ini membenarkan adanya laporan dugaan penganiayaan tersebut.
Reporter : Wily Wongkar