MINUT, SULUTPOSTonline.id – Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara (Minut) sukses menurunkan angka stunting dan kemiskinan. Survey Penurunan Stunting tahun 2022 berdasarkan data dalam Aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) dari jumlah 313 dan pada data sementara bulan maret 2024 tinggal 91 orang.
Dalam Rapat Konsolidasi Rembuk Stunting Kabupaten Minahasa Utara yang digagas Badan Pelatihan dan Pembangunan Daerah Minut di aula Bappeda yang dibuka Sekda Minut Novly Wowilung mengatakan,
keberhasilan penurunan angka stunting adalah satu komitmen yang harus sejalan dari seluruh SKPD dan Stakeholder yang bekerja keras sehingga sejalan dengan visi-misi Bupati Joune Ganda dan Wakil Bupati Kevin W. Lotulung.
“Data e-PPGBM harus seimbang dengan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) untuk itu seluruh stakeholder harus terlibat. Saya harapkan kita sejalan, Jangan sampe kita tidak sejalan. Berbagai upaya kita telah lakukan di Minut. Salah satu komitmen yang pemkab Minut tetap jaga sehingga Prevelensi penurunan angka stunting sesuai target mengimbangi Bupati dan wakil bupati. Kami berharap kita sejalan sehingga visi misi menurunkan kemiskinan, boleh berhasil, ” ucap Wowiling. Rabu, (20/3/2024).
Hal tersebut mendapat apresiasi dari Kepala Perwakilan BKKBN Sulut Diano Tino Tandaju. Dia mengatakan, dari 15 Kabupaten/Kota di Sulawesi Utara, Minahasa Utara melebihi target. Kerja keras upaya penurunan stunting di Sulut, untuk kelas Sekda, ada Sekda Minut dan Bolmong, kalau Ketua TP PKK yang gila-gilaan dalam upaya penurunan stunting adalah Minut dan Tomohon.
“Kami berharap, percepatan penurunan stunting tersebut dilaksanakan secara holistik, integrasi, dan berkualitas melalui koordinasi, sinergitas dan sinkronisasi di antara kementerian/lembaga, pemerintah daerah kabupaten/kota sampai pemerintah desa dan pemangku kepentingan lainnya,”ujar Tandaju.
Terpisah, Kepala DPPKB Minut dr. Jane Symons, M.Kes, menyampaikan, kunci pencegahan kasus stunting adalah perhatian kepada ibu hamil dan balita di bawah 2 tahun. Perlu diupayakan secara kesinambungan dalam memenuhi gizi spesifik dan gizi sensitif yang memerlukan keterpaduan lintas sektor. Untuk mewujudkan hal ini diperlukan intervensi, perhatian dan kehadiran pemerintah daerah dan berbagai elemen.
“Asupan gizi menjadi perhatian seluruh orangtua, jika ini rutin kita lakukan maka anak akan jadi yang pintar dan sehat,” pungkas dr. Jane Symons
Turut hadir dalam kegiatan ini, Forkopimda, Wakil ketua DPRD Minut Poultje Paulus Sundalangi, para kepala SKPD, kepala puskesmas, camat, dan stakeholder terkait. (*/Red)