BOLTIM, SULUTPOSTONLINE.ID – Pertandingan drag race yang digelar komunitas Muda Charaka bersama Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) tuai sorotan masyarakat.
Kegiatan yang rencananya digelar selama 2 (dua) hari tersebut (10-12 Desember) tersebut, dinilai bakal menimbulkan klaster baru penyebaran Covid-19 di Boltim.
Kritikan datang dari salah satu tokoh masyarakat Desa Tombolikat, Kecamatan Tutuyan, Ismail Mokodompit. Menurutnya, kegiatan drag race yang digelar di ruas jalan dua arah Tuyuyan tersebut, seharusnya tidak dilaksanakan karena sebabkan kerumunan masyarakat, sehingga memicu penyebaran virus di Boltim, yang kini telah zona hijau.
Menurutnya, meskipun vaksinasi terus dilakukan namun tidak menjadi jaminan, Covid-19 hilang. Justru, Boltim terancam terjadi peningkatan kasus akibat ceroboh. Bukan mengatasi justru longgar dalam penanganan.
Sementara itu, pemerintah sedang menggenjot vaksinasi sekaligus menerapkan pembatasan kegiatan guna mencegah klaster baru.
“Saya tidak alergi dengan kegiatan semacam ini, namun pihak Panitia dan Pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan harus lebih siap dan tegas dalam menerapkan Protokol Kesehatan, guna mencegah Cluster baru Covid-19,” jelas Mantan Sangadi Tombolikat .
Lanjutnya, meski kegiatan terlanjur digemar, namun cara pencegahan oleh panitia dan upaya instansi terkait, tidak maksimal.
“Walaupun penonton tidak diperkenankan masuk, namun itu tidak menghalangi antusias pengunjung, tambah lagi peserta saat ini terinformasi sudah mencapai 700-an,” tambah Mokodompit.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Panitia, Cali Korompot mengatakan, event yang melibatkan pembalap di Sulawesi Utara (Sulut) menerapakan Protokol Kesehatan (Prokes). Bagi pembalap dan mekanik wajib rapid test. Begitu juga kegiatan ini tanpa penonton.
“Jadi yang di dalam arena sirkuit hanya pembalap dan mekanik. Event ini diikuti 18 clas untuk motot. Sedangkan, class mobil ada 22 class . Kita mematuhi Prokes untuk menghindari kerumunan. Tak hanya itu, panitia penyelenggara mewajibkan kepada pembalap dan mekanik untuk divaksin. Jika tidak maka konsekwensinya dipulangkan walaupun sudah mendaftar. Kita utamakan Prokes,” terang Cali.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Eko Marsidi mengaku, pihak panitia sudah menyurat dan meminta rekomendasi untuk vaksin dan rapid tes antigen untuk peserta.
“Saat ini Boltim masih dalam PPKM level 1. Tugas kami menyiapkan yang masuk wajib vaksin dan rapid tes antigen. Terkait dengan kemungkinan lonjakan pengunjung itu bukan urusan kami,” terang Eko. (Fadly)