SANGIHE- Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Sangihe, Absan Tahendung, mengungkapkan bahwa pemeriksaan kesehatan bagi bakal pasangan calon bupati dan wakil bupati Sangihe telah dimulai.
Pemeriksaan ini merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap pasangan calon, sesuai dengan Keputusan KPU Nomor 1090 Tahun 2024 tentang Pedoman Teknis Pemeriksaan Kesehatan dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2024.
Tahendung menjelaskan, pemeriksaan kesehatan ini berlangsung selama tiga hari, mulai 31 Agustus hingga 2 September 2024.
“Apabila salah satu calon tidak lolos tes kesehatan, maka sesuai regulasi, calon tersebut akan dinyatakan Tidak Memenuhi Syarat (TMS). Calon yang dinyatakan TMS bisa diganti, sesuai dengan tahapan yang ada di PKPU,” ujar Tahendung saat konferensi pers pada Sabtu (31/8/2024).
Ia menyatakan bahwa seluruh biaya pemeriksaan kesehatan ini ditanggung oleh KPUD Kabupaten Sangihe.
“Namun, hasil pemeriksaan sepenuhnya berada di tangan tim medis dari rumah sakit yang bertugas dan untuk Sangihe dilaksanakan di RS Prof Kandou,” ujarnya.
Sementara dari pantauan media ini hari pertama tahapan pemeriksaan, pasangan bakal calon (Bapaslon) Michael Thungari-Tendris Bulahari (Tuari) menjadi yang pertama menjalani pemeriksaan mulai Pukul 09.30 WITA sampai Pukul 20.00 WITA.
Pada sejumlah media usai menjalani pemeriksaan, Bapaslon Michael Thungari berbagi pengalamannya selama menjalani proses tersebut.
“Seumur hidup kami, mungkin baru kali ini menjalani pemeriksaan yang sedetail ini, mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki. Negara ingin memastikan bahwa setiap calon pemimpin benar-benar sehat, baik jasmani maupun rohani,” ungkapnya.
Thungari juga menambahkan bahwa proses pemeriksaan mereka masih belum selesai sepenuhnya, dengan beberapa tes, seperti pemeriksaan saraf dan bedah, yang akan dilanjutkan pada hari berikutnya. (Minggu,red)
“Hari ini kami baru menyelesaikan sekitar 70 persen dari seluruh rangkaian tes. Psikotest dan tes kerohanian menjadi yang paling memakan waktu,” tambahnya.
Ia juga mengapresiasi pelayanan yang diberikan oleh RSUP Prof Kandou selama pemeriksaan berlangsung.
“Pelayanan di sini sangat baik. Selalu ada pendamping yang membantu kami selama pemeriksaan, meskipun harus mengitari Rumah Sakit yang cukup luas ini. Tenaga kami cukup terkuras, apalagi kami baru saja turun dari kapal. Namun, kami berharap masih diberikan kekuatan untuk melanjutkan proses ini,” pungkasnya. (Wan)