Prihatin, 2 Hari Divaksin Bocah 6 Tahun di Taratara Tomohon Alami Kebutaan

Headline Terkini Terpopuler Tomohon

TOMOHON, SULUT POST – Peristiwa memilukan dialami oleh seorang anak kecil asal Kelurahan Taratara Tiga kecamatan Tomohon Barat Kota Tomohon Provinsi Sulawesi Utara Efraim Wahyu Kekung (6). Efraim adalah putra bungsu dari keluarga Alfrets Kekung-Runtu. Bocah kecil tersebut mengalami kebutaan total, dua hari usai menerima vaksinasi Corona Virus Disease (Covid-19) pada Rabu, 23 Pebruari 2022 lalu.

Surat Bukti Telah Menerima Vaksin Covid-19 jenis Sinovac 

“Pagi sampai siang tanggal itu anak kami disuntikan vaksin tahap satu di SD GMIM Dua Taratara. Saat itu anak kami masih sekolah di Taman Kanak-kanak Eben Haezer. Sebelum divaksin, anak kami sehat-sehat saja. Tapi herannya, malam harinya dia mulai merasa sakit panas (demam). Mengobatinya, kami berikan obat Paracetamol. Tapi waktu bangun pagi dihari ketiga, dia mengeluh karena pandangannya sudah gelap dan tak bisa melihat,” ungkap Jein Runtu, ibu Efraim.

Saat itu juga, kata Jein, mereka membawa anaknya ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) kelurahan Taratara. Tapi pihak Puskesmas, kata dia, hanya sebatas memberi vitamin dan meminta mereka untuk memeriksakan kondisi si anak ke Rumah Sakit.

“Kami sangat sedih yang waktu itu kami datang ke RS Bethesda, dokter ahli sedang rapat, dan kami diminta balik hari Seninnya lagi. Tapi waktu kami balik hari senin itu, katanya dokter sedang isolasi,” jelas Jein yang dibenarkan oleh suaminya Alfrets Kekung.

Akhirnya tutur pasutri tersebut, keluarga membawa buah hati mereka itu ke RS Gunung Maria yang kemudian merujuknya ke RSUP Kandou Manado.

“Tanggal 28 Februari kami bawa dia ke RS Malalayang. Agak tertunda, karena keluarga menunggu respon dari pihak pemerintah Kelurahan dan Puskesmas. Sayang sekali mereka acuh tak acuh,” ungkap John R, tokoh masyarakat setempat.

Dijelaskan oleh Alfrets dan Jein, selama 2 Minggu, setiap hari mereka rutin membawa si anak ke RS Malalayang. Dan pada dua minggu berikutnya, hanya berobat berselang seling karena masalah keuangan yang makin sulit.

“Sudah sebulan lebih ini. Setiap berobat di Manado minimal keluarkan dana 250 ribu. Sedihnya lagi, kondisi mata anak kami tidak ada perubahan. Tidak bisa melihat. Kasihan dia,” ungkap Jein sambil meneteskan air mata.

“Mereka keluarga sederhana. Sekarang sangat kesulitan cari biaya perawatan tiap hari. Mereka terpaksa pinjam uang. Pemerintah disini tidak bertindak,” ungkap salah satu keluarga dekat mereka.

Soal dugaan kebutaan karena diakibatkan oleh vaksinasi Covid-19, ditanggapi oleh personil paramedis RSU Bethesda Tomohon.

“Penyebabnya tidak bisa dulu disimpulkan karena vaksinasi. Harus dilakukan pemeriksaan detail soal penyebab kebutaan. Karena tim Kesehatan selalu menjalankan tahapan yang ketat sebelum melakukan vaksinasi. Yang punya masalah kesehatan pasti tidak akan divaksin,” ungkap Willberty Samuel Wong, S.Kes. (Joppy Wkr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *