Rizya Ganda Davega Sandang Bunda Pendamping Keluarga oleh Ketua TP PKK Sulut

Minut

MINUT, SULUTPOST – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menggelar kegiatan Penguatan Peran Bunda Pendamping Keluarga dalam Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi Sulawesi Utara, di Hotel Sintesa Peninsula Manado, Senin (19/06/2023).

Kegiatan juga dirangkaikan dengan pengukuhan 15 Ketua TP PKK dari 15 kabupaten/kota sebagai Bunda Pendamping Keluarga dimasing-masing daerah oleh Ketua TP PKK Provinsi Sulawesi Ir Rita Maya Tamuntuan.

Ketua TP PKK Minahasa Utara (Minut) Ny.Rizya Ganda Davega sendiri, dikukuhkan menjadi Bunda Pendamping Keluarga Kabupaten Minut bersama sejumlah ketua tim penggerak PKK kabupaten/kota se-Provinsi Sulawesi Utara.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Utara Ir Diano Tino Tandaju MErg dalam sambutannya menjelaskan jika kegiatan ini bertujuan untuk melakukan penguatan kepada TP PKK Kabupaten/Kota se-Provinsi Sulawesi Utara terkait peran Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam melaksanakan kegiatan Percepatan Penurunan Stunting dihubungkan dengan peran TP PKK yang adalah mitra kerja pemerintah, dan organisasi kemasyarakatan lainnya yang berfungsi sebagai fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali dan penggerak pada masing-masing jenjang pemerintahan.

Dalam Perpres Nomor 72 Tahun 2021 diamanatkan bahwa posisi Tim Penggerak PKK memiliki peran yang sangat strategis didalam Tim Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Provinsi sampai dengan tingkat Desa/Kelurahan.

“Dalam Tim Pendamping Keluarga (TPK) terdiri dari 3 unsur yaitu Kader PKK, Kader KB dan Bidan, yang melaksanakan pendampingan melalui serangkaian kegiatan yang meliputi penyuluhan, fasilitasi pelayanan rujukan dan fasilitasi bantuan sosial serta surveilans/pengawasan/pengamatan untuk mendeteksi dini faktor risiko stunting yang bertujuan meningkatkan akses informasi dan pelayanan keluarga dan/atau keluarga berisiko stunting dengan sasaran prioritas calon pengantin/calon pasangan usia subur, ibu hamil, ibu pascapersalinan, dan balita usia 0-59 bulan,” pungkas Tandaju.

Adapun Jumlah TPK di Provinsi Sulawesi Utara dan sudah dilatih yaitu berjumlah 7.044 orang.

Kaper BKKBN Sulut Diano Tandaju pun berharap kegiatan ini bisa bermanfaat dalam upaya percepatan penurunan stunting.

“Besar harapan saya kiranya kegiatan pertemuan yang dilaksanakan saat ini dapat memberikan manfaat dengan memaksimalkan peran, tugas dan fungsi masing-masing baik yang sifatnya intervensi spesifik maupun intervensi sensitive dalam rangka mencapai pembangunan SDM yang berkualitas, unggul, terampil dan kompetitif yang bebas stunting,” lanjutnya.

“Diharapkan pelaksanaan pendampingan dengan Tim Pendamping Keluarga (TPK) di Provinsi Sulawesi Utara yang terdiri dari Bidan di desa, Kader TP PKK dan Kader KB dapat memberikan dampak signifikan dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu, balita dan fasilitasi bantuan sosial stunting bagi keluarga berisiko stunting,” imbu Tandaju.

Sementara itu, Bunda Pendamping Keluarga Provinsi Sulut Rita Tamuntuan berharap seluruh Ketua TP PKK yang baru dikukuhkan sebagai Bunda Pendamping Keluarga di tingkat kabupaten/kota dapat bekerja maksimal.

“Selamat menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai Bunda Pendamping Keluarga kepada seluruh Ketua TP PKK di kabupaten/kota se Sulawesi Utara,” ujar Rita Tamuntuan usai pengukuhan.

“Saya yakin semua yang dikukuhkan dapat menjalankan peran dengan baik, dan semuanya bersinergi memberi dukungan terhadap upaya penurunan stunting di daerah ini melalui optimalisasi pencegahan di tingkat hulu dan pendamping terhadap keluarga berisiko stunting,” lanjutnya.

Rita Tamuntuan pun berharap Pendamping keluarga yang terdiri dari kader PKK, bidan, dan kader KB dapat melakukan pendampingan keluarga secara berkelanjutan.

“Artinya, yang dilantik tadi bisa memberikan penyuluhan dan edukasi, agar supaya percepatan penurunan stunting bisa ditekan agar kedepan Sulut bebas dari stunting,” harap Tamuntuan.

Mari kita dukung upaya percepatan penurunan stunting di daerah ini untuk sumbangsih bagi pencapaian target nasional pada tahun 2024, mari kita berikan dukungam lewat optimalisasi

peran dan fungsi kita semua, peran dan fungsi bunda pendamping keluarga, dalam memastikan percepatan penurunan stunting di daerah ini, untuk keluarga yang berkualitas, untuk generasi yang sehat dan juga cerdas, untuk generasi emas, dan bersama-sama mencapai Indonesia emas pada 2045,” pungkasnya.

Perlu diketahui, prevalensi stunting di Sulut saat ini berada di angka 20,5 persen, dibawah nasional yang berada di angka 21,6 persen. Presiden Republik Indonesia Ir Joko Widodo pada 2021 lalu telah menetapkan target penurunan stunting menjadi 14 persen di akhir 2024 nanti. Di Sulut sendiri, Kepala BKKBN Pusat Dr (HC) dr Hasto Wardoyo SpOG(K) telah menargetkan penurunan stunting menjadi 17 persen di akhir 2023 ini, dan 14 persen di 2024. (**/Afen)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *