Berilah Otak pada Avonturir, Siapa Tau Kelak Mereka Jadi Napoleon Bonaparte’

Headline Nasional Terkini Terpopuler

Manado – Kunjungan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep, didampingi Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie, dua anggota Dewan Pembina PSI: Isyana Bagoes Oka dan Giring Ganesha di Manado Jumat 13/10 – 2023 disambut dengan tarian adat Minahasa, Kabasaran.

Ketua AKSI (Aliansi Kabasaran Seluruh Indonesia), Stephen ‘Kabasaran’ Liow saat ditanya, mengatakan, “Tari Kabasaran (kawasaran) merupakan tarian perang orang Minahasa”.

“Seiring waktu tarian Kabasaran menjadi simbol orang Minahasa dalam menyambut dan menghormati tamu baik tamu negara maupun mancanegara”.

Menurutnya, Kabasaran bukan hanya simbol dari tarian perang, tetapi sejatinya merupakan pasukan perang orang muda dalam mempertahankan wilayah Minahasa, dan Indonesia pada umumnya.

Grup Tari “KAESANG”

“Itulah sebabnya kami hadir atas nama orang muda, generasi penerus bangsa sebagai penentu dalam menjaga NKRI kedepan dengan wujud Indonesia di era 5G (five G) dan siap menyambut Tahun bonus demografi ini dengan nama Grup Tari KAESANG ” KAbasaran ESA GenaNG” yang artinya tegak lurus dalam satu Tujuan, Satu Pikiran, Satu Cita cita”.

Diketahui bahwa pada Pemilu 2024 mendatang, dari jumlah pemilih 204.807.222, (dua ratus empat juta delapan ratus tujuh ribu dia ratus dia puluh dua) 52 % (persen) merupakan pemilih muda.

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, yang digelar selama periode 30 Mei – 12 Juni 2023, menyebut tingkat kepercayaan publik terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencapai 90 persen.

Hal ini membuat Presiden RI ke-7 didaulat sebagai “Bapak IKN (ibu kota negara) dan bapak Infrastruktur.

Pencapaian Jokowi dalam membangun infrastruktur dan mampu meletakkan fondasi IKN ini menjadi barometer bagi anak-anak muda generasi penerus bangsa untuk maju tegak lurus pada program dan kebijakan Jokowi, tegas Stephen Liow.

Ditempat yang sama Efraim Lengkong yang juga salah satu pendiri Ormas adat AKSI saat ditanya ‘pewarta’ tentang ‘fenomena eforia’ generasi muda bersaing dengan para ‘dedengkot’ partai politik mengatakan, sejarah mencatat Napoleon Bonaparte di usia 25 tahun, sudah menjadi panglima perang kerajaan Prancis.


Dan di usia muda 26 tahun Napoleon merebut kota Paris dan dia menjadi Kaisar di beberapa negara Eropa.

“Sudah saatnya bangsa ini memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada orang muda untuk mendampingi orang tua, agar tercipta regenerasi pemimpin yang mapan, tulus, jujur, santun dan mandiri,” paparnya.

Efraim Lengkong yang juga Ketua Kelompok Pelayanan Lanjut Usia (KPL) Jemaat GMIM Karunia sekaligus Wakil Ketua Wilayah Malalayang Timur ini berpendapat, kita yang tua tidak dapat menghindari hukum ‘cycle life’ atau yang disebut ‘daur hidup’, proses metamorfosis dimana semua mahluk hidup mengalami perubahan bentuk sepanjang hidupnya.

Saat dimintakan ‘closing statement’ pria tua yang dikenal sejuta pengalaman ini hanya berkata “Berilah Otak pada ‘Avonturir muda’, siapa tau kelak mereka akan menjadi Napoleon Bonaparte” (dg)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *