TOMOHON, SULUT POST– Sejumlah Orang Tua Murid di Sekolah Menengah Atas (SMA) Kristen (SMAKER) Satu Kota Tomohon mengaku kecewa karena perlengkapan Sekolah yang telah dibayar 2 tahun belum didistribusikan secara lengkap.
“Desember tahun 2019 sebelum anak kami mulai masuk kelas 10, dana kelengkapan Sekolah berupa seragam dan atribut lainnya sudah dibayar. Tapi sampai saat ini seragam Batik, Topi, Ban dan lainnya belum diberikan,” ungkap Baboy Yan, salah satu orang tua siswa kelas XI kepada wartawan, pada Rabu (15/12/2021).
Menurut Baboy, anaknya yang menanyakan itu pada penanggung jawab, justru balik disalahkan.
“Aneh, guru penanggung jawab perlengkapan yang sudah dibayar lunas itu justru menyalahkan siswa. Namanya sudah dibayar, kenapa salahkan anak padahal itu sudah berkali-kali ditanya selama hampir 2 tahun,” ujar Baboy.
Hal sama dikemukakan oleh JR, salah satu Ortu Siswa lainnya.
“Heran ya ini Sekolah. Semua kelengkapan Sekolah diminta dibayarkan sejak awal masuk Sekolah. Waktu pertama menyalurkan sebagian kelengkapan, mereka sendiri yang bilang lainnya menyusul karena belum ada. Sekarang kita yang disalahkan. Ini ada apa ?,” kata Jois.
Wartawan kemudian menanyakan hal ini pada Jolla Masie, SPd, Wali Kelas XI MIPA 1.
“Untuk masalah seragam dan atribut itu tanyakan pada guru penanggung jawabnya. Kalau saya hanya bertanggung jawab untuk Papan Nama,” ujar Jolla.
Saat wartawan mengkonfirmasi masalah ini pada penganggung jawab, Adri Mamonto, yang bersangkutan kembali mempersalahkan orang tua yang menurutnya lalai mengambilnya.
“Kenapa tidak diambil waktu itu. Sekarang tidak ada lagi stok. Orang tua juga tidak menyerahkan nota pada saya. Ya, kalau memang belum, nanti bisa diambil lagi pada sekitar bulan Juni atau Juli tahun depan,” ujar Adri seperti tanpa beban.
Ketika wartawan mengingatkan, bahwa data siswa yang diminta memesan jelas dalam database mereka, Adri justru berkelit bahwa mereka bukan penyedia.
“Untuk seragam Batik dan Baju Olahraga misalnya, itu kami pesan di Jawa. Dan Sekarang harus tunggu lagi sampai tahun depan baru kami bisa kasih itu,” ujar Adri yang tetap merasa tidak bersalah, dan sepertinya tidak menyadari keanehan dari argumennya.
“Ini perlu dilapor. Penanggung jawab seperti remehkan orang tua yang menuntut apa yang sudah dibayar 2 tahun lalu tapi tidak diberikan. Aneh, bilang stok sudah tidak ada padahal sudah dibayar,” kata JR. (Joppy JW)