Tomohon – Setelah sukses dan meraih penghargaan dalam suatu pagelaran yang dilaksanakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparakraf), Forum Seni & Budaya Ne Tombulu Kota Tomohon, mempersembahkan film dokumenter “Tomohon Folk Song” bagi masyarakat Kota Bunga.
Film yang penggarapannya diinisiasi sendiri oleh Forum Seni & Budaya Ne Tombulu (FSBNT) dengan pemeran serta lokasi pengambilan gambar sekaligus sutradara, seluruhnya melibatkan warga Tomohon itu, akan dipertontonkan kepada masyarakat dalam suatu acara yang digelar di GOR Walian, Jumat (26/1/2024) siang.
Selain mempersembahkan film dengan tokoh utama Yulin Pangemanan dan Alexander Morong yang sukses dalam Seminar Internasional dan Festival Tradisi Lisan ke-12 yang dilaksanakan di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta pada 12-13 Juni 2023 itu, rangkaian peringatan HUT ini, juga menyajikan sejumlah atraksi musikal dan tarian tradisional menarik yang merupakan kolaborasi FSBNT dengan sejumlah pegiat adat dan budaya Tombulu di Tomohon.
“Kami memang ingin mempersembahkan film dan kegiatan ini bagi seluruh warga di momen HUT Tomohon, sebagai hiburan sekaligus mengangkat budaya dan tradisi leluhur Tombulu yang pernah hidup di masyarakat kita,” jelas Eni Maria Polii, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kota Tomohon yang dipercayakan sebagai Sekretaris Panitia acara itu.
Bersama panitia lainnya, seperti Wakil Sekretaris Nontje Tangkawarouw dan Bendahara Joppy Pangalila, SPd, dia mengungkapkan pagelaran kali ini turut melibatkan banyak unsur, seperti para pemerhati seni dan budaya Tombulu, termasuk Pemerintah Kota Tomohon sendiri.
Kepanitiaan itu diketuai Olce Legana Tendean. Sementara para tokoh Kota Tomohon yang juga mensupport aktif sebagai Dewan Pakar acara ini, antara lain Prof. Dr. Perry Rumengan, MSn, Pdt. Dr. Richard Siwu, MTh, PhD, Joudy Aray, SPd dan Syenny Watoelangkow. Sedangkan drg. Jean D’Arc Florentia Karundeng, Ibrahim “Bam” Tular, Drs. Keis Kainde dan Drs. Martinus Ering, di Dewan Penasehat.
Menurut Eni Maria Polii, yang juga Ketua Tou Kinaskas Dewan Adat Eza Ketezan ini, generasi muda Tombulu, khususnya kaum milenial perlu diingatkan lagi tentang budaya dan tradisi leluhur yang pernah hidup sekaligus menginspirasi masyarakat kita.
Peran inilah, kata dia, yang ingin diambil melalui acarabtersebut, agar tidak terjadi kesenjangan di kalangan generasi penerus. “Pesatnya kemajuan teknologi memang harus diikuti, tapi kita juga jangan melupakan akar budaya dan tradisi leluhur,” tambah Eni Maria Polii yang saat itu bersama pula personel panitia lainnya semisal Maroa Rori, Sherly Mandagi, Edy Supriyadi, Levi, Adolf Manopo, Eddy Sumenge, Elisabeth Rumimper dan Denny Wongkar serta Pst. Dr. Richardo Renwarin, Pr.
“Atas nama panitia, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang sudah mendukung acara ini, para sponsor, tokoh-tokoh adat, termasuk Pak Wali dan Pak Sek yang sangat care,” tambah Eni Maria Polii yang juga Sekretaris LPM Sulut ini.
Acara ini mendapat sambutan meriah warga Tomohon yang memenuhi GOR Walian. Pemkot Tomohon diwakili Staf Ahli Wali Kota, Ronald Kalesaran. Demikian juga Forkompinda lainnya.***