Wulan: Stigma, Eksistensi dan Edukasi Perempuan

Headline Serba Serbi Terkini Terpopuler

PENANGANAN urusan ‘keperempuanan’ harus dilakukan secara holistik, kontinyu dan wajib ditopang semua elemen. Wulan, salah satu organisasi sayap Laskar Manguni Indonesia (LMI), bertekad akan mengambil peran aktif melalui gerakan nyata dalam mempersiapkan generasi Indonesia yang unggul itu.

Dalam perbincangan dengan Youla Lariwa, SH, MH, Ketua Badan Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Wulan Provinsi DKI Jakarta yang juga Ketua Badan Pengurus Perwakilan Wulan Indonesia Bagian Barat (IBB); soal perempuan ini ditegaskan, tak bisa hanya sebatas visi dan misi tanpa diimplementasikan serta dilakukan parsial.

“Di negara kita maupun di internasional, sudah banyak organisasi yang bergerak memberi diri untuk urusan perempuan ini, tapi harus juga diakui bahwa sampai sekarang masih banyak juga ketimpangannya. Stunting contohnya,” ungkapnya, Sabtu (28/10/2023) di Manado.

Menurut dia, penanganan urusan ini tak akan efektif bila hanya diserahkan kepada pemerintah, namun semua stakeholders harus berperan aktif bergerak mengikuti karakteristik budaya serta kearifan lokal masing-masing.

“Indonesia ini sangat majemuk ya, sehingga penanganan di satu tempat, mungkin akan berbeda dengan di daerah lain. Pendekatannya harus sesuai tipikal masing-masing,” ujarnya.

Oleh karena itu, jelas Youla Lariwa, salah satu advokat senior di Indonesia ini, DPW Wulan DKI maupun Wulan di IBB, siap menjabarkan program kerja yang telah disusun Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Wulan, dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Agustus lalu.

Dikatakan, Ketua Umum/Tonaas Wulan, D.Ec, Sc.D, DR (HC) Marlina Rumansi, M.Ec, BSc, BA, PhD, dan Sekretaris Umum, Arni Anggoman, yang menjadi motor dalam gerakan ini, telah mempersiapkan program aksi dengan menjalin kerja sama lintas sektor di Indonesia maupun lembaga-lembaga internasional.

“Ketua Umum Wulan (Marlina Rumansi, Red) ini lama bertugas di Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), jadi punya link di banyak tempat. Kita optimalkanlah itu,” tambahnya lagi.

Menurut dia, meskipun lahir di Tanah Minahasa, namun eksistensi Wulan dalam mengambil peran di sektor ini, khususnya di wilayah dengan budaya dan tradisi berbeda, tetap dapat diterapkan. “Wanita Minahasa itu memang sudah terkenal akan kecantikannya, tapi jangan lupa, mereka juga pintar, cekatan, tangguh dan semangat juangnya tak kalah dengan kaum pria,” kata Youla sambil tertawa.

Di Wulan sendiri, jelas Youla, tidak hanya diisi kaum perempuan dari Tanah Minahasa. Ada banyak wanita dari latar belakang budaya, suku, agama dan golongan lain yang sukarela bergabung. Bahkan, ada beberapa di antaranya yang mengelola usaha dan mempercayakan Corporate Social Responsibility (CSR)-nya kepada Wulan untuk menjadi bagian dari kegiatan sosial kemasyarakatan yang dilaksanakan Wulan.

Untuk itu, kata dia, Dewan Pengurus DPW Wulan DKI menginisiasi jalinan kerja sama dengan banyak pihak semisal, Komnas Perempuan, KPAI, kepolisian maupun institusi lainnya dalam membina dan mengembangkan eksistensi perempuan sebagai inti awal pembentukan generasi tangguh di masa mendatang.

“DPW DKI dan Perwakilan IBB ini memang jadi salah satu yang diandalkan Wulan Indonesia dalam mengedukasi perempuan. Dewan Pengurus dan Dewan Penasehatnya sangat kompak, saling support,” tukas Ketua Umum/Tonaas DPP Wulan, Marlina Rumansi, sambil menyebutkan suami Youla Lariwa, SH, MH, yakni Ketua Dewan Penasehat DPW Wulan DKI, Noviyandi Rozak, SE, yang juga Ketua Dewan Penasehat di Perwakilan Wulan IBB.(dki)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *